Waspada dengan Istilah yang dibuat Wahhabiyyah. gerakan yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahhab ini dengan nama “Wahhabiyyah”. Ini tertulis nyata dalam
Kebanyakan orang Wahabi mengingkari nama Wahhabiyyah, mereka berkata: “Tidak ada yang namanya kelompok Wahhabi”. Mereka bersikap demikian karena mereka tahu sejarah hitam gerakan wahabi; yang penuh dengan darah, teror, dan pembunuhan, lalu untuk mengelabui orang banyak gerakan mereka itu dibungkus dengan nama “Salafi”.
Sementara, berikut ini bukti nyata bahwa sebagian mereka mengakui, -bahkan bangga-, menyebut gerakan yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahhab ini dengan nama “Wahhabiyyah”. Ini tertulis nyata dalam buku yang mereka terbitkan sendiri; ditulis oleh salah seorang pemuka mereka di wilayah Qatar, bernama: “Ahmad bin Hajar Al Buthami Al bin Ali”, judul bukunya: “as Syekh Muhammad ibn Abdil Wahhab ‘Aqidatuh as Salafiyyah Wa Da’watuh al Islamiyyah”. Bahkan buku ini diedit dan sebarluaskan oleh pemuka Wahabi lainnya, yaitu “Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz”. Dicetak tahun 1393 H, penerbit Syarikat Mathabi’ al Jazirah.
Perhatikan di halaman 105, ia menuliskan berikut ini:
فلما التقى الوهابيين في مكة
“Ketika bertemu dengan orang-orang Wahabi di Mekah…”
Juga menuliskan:
استطاع الوهابيون أن يقيموا الدولة الإسلامية على أساس من المبادئ الوهابية
“… orang-orang Wahabi mampu mendirikan Dawlah Islamiyyah di atas dasar ajaran-ajaran Wahabiyah”
Kemudian juga menuliskan:
ولكن الدعوة الوهابية
“Akan tetapi dakwah Wahabi…”
Juga menuliskan:
يدينون الإسلام على المذهب الوهابي
“Meraka (orang-orang Wahabi) beragama Islam di atas madzhab Wahabi”.
Penamaan diri mereka sebagai kaum Wahhabiyyah juga dikuatkan oleh pemuka Wahabi lainnya, bernama Muhammad bin Jamil Zainu, salah seorang guru terkemuka Wahabi di Mekah, dalam buku karyanya berjudul “Quthuf Min asy Syama’il al Muhammadiyyah”, cet. Dar ash Shahabah. Buku di ini disebarkan secara cuma-cuma (alias buku gratis) di wilayah Lebanon dibawah gerakan Wahabi yang bernama “Jam’iyyah an Nur Wa al Iman al Khairiyyah al Islamiyyah”. Muhammad bin Jamil Zainu dengan bangga menuliskan:
وهابي نسبة إلى الوهاب وهو اسم من أسماء الله
“Nama Wahabi adalah disandarkan kepada nama al Wahhab, dan dia itu (al Wahhab) adalah salah satu dari nama-nama Allah”.
Kita Katakan kepada Jamil Zainu: “Bohong ente mengatakan “Wahabi” disandarkan kepada nama Allah “al Wahhab”, yang benar adalah kata “Wahabi” disandarkan kepada perintis gerakan sesat, yaitu “Muhammad bin Abdul Wahhab”. Apa ente ngga tahu kalau dalam bahasa Arab “nisbah” itu seringkali dipakai dengan disandarkan kepada “Mudlaf Ilayh”-nya??? Seperti kata/nama “Abd Qais”; maka nisbah-nya menjadi “Qaisy”. Dan “nisbah” ini tidak harus hanya disandarkan kepada nama orang itu sendiri, tapi terkadang juga biasa disandarkan kepada nama ayahnya, atau nama kakeknya”.
Lainya, yang menguatkan bahwa mereka mengakui sebagai orang-orang Wahabi, dan bahwa ajaran yang mereka yakini sebagai ajaran Wahabi; adalah mereka menamakan gerakan mereka dengan “Gerakan Faham Wahabiyyah” (al Harakah al Wahhabiyyah), sebagaimana itu mereka tuliskan dalam buku-buku mereka, di antara oleh salah seorang pemuka mereka bernama “Muhammad Khalil Harras”, yang dengan bangga ia menuliskan judul karyanya dengan “al Harakah al Wahhabiyyah” (“Gerakan Faham Wahabiyyah”). Buku ini dicetak penerbit Dar al Kutub al Arabi. Isi buku ini adalah pembelaan “mati-matian” terhadap ajaran Wahabi, penulisannya dengan bangga menamakan gerakan ajaran Wahabi dengan “ad Da’wah al Wahhabiyyah”, lihat di halaman 37.
Dengan demikian nama “Wahabiyyah” telah ditetapkan dan dibanggakan oleh para pemuka Wahabi sendiri, yang itu semua mereka ungkapkan dalam karya-karya mereka sendiri, karena itu “ngga ngaruh” bila kemudian “kroco-kroco” wahabi mengingkari itu semua.
Lihat, perhatikan, dan terus waspada… sebagian orang Wahabi enggan memakai nama Wahabi, tapi mereka lebih memilih nama-nama yang yang “wah” untuk mengelabui orang-orang awam; seperti “Salafi”, “Salafiyah”, “Anshar as Sunnah”, “Anshar at Tauhid”, “Jama’ah at Takfir Wa al Hijrah”, “Jam’iyyah an Nur Wa al Iman”, “al Jama’ah al Islamiyyah”, dan lain-lain. Bahkan sekolah-sekolah yang mereka dirikan seringkali memakai nama-nama para sahabat terkemuka, atau para Imam Madzhab; seperti “Utsman bin Affan”, “Umar bin Khattab”, “Imam Syafi’i”, dan lainnya. Waspadalah…!!!
Wahabiyah, Siapa Yang Kalian Sembah?
Wahabiyah menyembah jisim yang mereka yakini itulah Allah. Mereka namakan Allah dengan syakhsh (benda/bentuk/fisik) dan mereka mengatakan bahwa Ia memiliki wajah dengan sebenarnya, mulut dan lisan, dan bahwa Ia tertawa dengan sebenarnya dan merasa kesakitan, Dia memiliki sifat bosan dan disifati dengan menipu, menurut sebagian Wahabiyah Dia memiliki sisi kanan dan kiri dan menurut sebagian yang lain hanya memiliki sisi kanan, tidak punya yang kiri. Mereka mengatakan Ia mempunyai satu sisi dan mata yang banyak. Sebagian mereka mengatakan Ia hanya memiliki satu mata saja, Ia berjalan, datang secara fisik dengan sebenarnya, dan benar-benar turun dari atas dan naik dari bawah ke atas, duduk di atas Arsy dan bertempat di udara akhirat dan bahwa Ia memiliki dua telapak kaki yang menurut mereka butuh pada al-Kursi untuk meletakkan keduanya. Sebagian mereka mengatakan bahwa Ia hanya memiliki satu telapak kaki sebagai anggota badan dan meletakkannya di dalam neraka jahannam tapi tidak terbakar sebagaimana para malaikat adzab (yang mendapat tugas menyiksa penghuni neraka) di dalam neraka juga tidak merasakan pedihnya neraka.
Demikian juga mereka mengatakan Allah mempunyai anggota badan seperti telapak tangan, jari-jari yang banyak, hasta dan lengan. Mereka meyakini Allah diam dan bergerak, turun dan naik. Dan menurut mereka jika Ia berkehendak pasti Ia akan bersemayam di atas punggung seekor nyamuk. Mereka meyakini Ia turun dengan dzatNya dari Arsy yang agung ke langit dengan sebenarnya. Mereka mengatakan bahwa ia meletakkan tangan dan kakiNya di neraka Jahannam tapi Ia tidak terbakar dan Ia mengambil segenggam kerikil dan mengeluarkannya dari neraka kemudian turun bersama awan sedangkan Jibril di sisi kananNya dan jahannam di sisi kiriNya.
Sebenarnya Wahabiyah menyembah Jisim yang mereka khayalkan duduk di atas Arsy padahal yang demikian itu tidak ada. Mereka adalah para penyembah gambar, jisim, wahm dan khayalan, meskipun demikian mereka mengatakan bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah adalah musyrik penyembah berhala dan kuburan. Padahal Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mentauhidkan Tuhan mereka, mengenalNya dan mensucikanNya dari setiap sifat yang tidak layak disifatkan oleh orang-orang Wahabi (mujassimah) kepada Allah ta’ala. Dan kalian wahai orang-orang Wahabi Najdiyah Taimiyah adalah kelompok musyabbihah (orang-orang yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya) mujassimah (orang-orang yang menjisimkan Allah) Jahawiyyah dan Shautiyyah.
COMMENTS