lahirlah Abdullah bin Mubarak yang kemudian dikenal dengan Imam Ibnul Mubarak (118-181 H) sebagai ulama sufi, ahli fiqih, hadits yang dikenal dunia. Ibnul Mubarok dikenal pula sebagai ulama besar kaya raya yang sangat dermawan.
Ada seorang budak berkulit hitam yang berasal Turki. Budak tersebut bernama Mubarak yang setiap harinya bertugas untuk menjaga kebun milik seorang yang kaya raya keturunan Persia. Di suatu hari ketika sedang berada di dekat kebunnya yang terhampar luas, tuannya memanggil budaknya itu untuk diperintah memetikkan buah anggur yang manis untuk dimakannya.
Mubarak pun bergegas pergi memetik anggur buat sang majikan lalu menyerahkan anggur itu kepadanya.
"Anggur ini masam sekali", kata sang majikan setelah memakannya. "Carikan lagi yang manis", Perintah sang majikan.
Mubarak pun segera pergi menuju kebun kembali. Dan tidak lama kemudian, ia menghadap majikannya lagi dengan membawa anggur yang dipetiknya untuk kedua kalinya. Anggur itupun segera dimakan tuannya. Tetapi majikannya terlihat kesal.
"Bagaimana engkau ini, aku menyuruhmu memetik anggur yang manis, tetapi lagi-lagi engkau memberiku anggur yang masam rasanya, padahal engkau telah dua tahun bekerja dikebunku ini", tegur tuannya.
"Maaf Tuanku, aku tidak dapat membedakan anggur yang manis dengan yang masam, karena tuan mempekerjakanku dikebun ini hanya sebagai penjaga, sehingga sejak bekerja dan tinggal disini, aku belum pernah merasakan sebutir anggurpun, bagaimana mungkin aku dapat membedakannya?", jawab Mubarak.
"Mengapa engkau tidak memetiknya dan memakannya disaat tidak ada aku ?", tanya sang majikan.
"Allaah maha Mengetahui dan Mengawasi segala perbuatan makhlukNya.", jawab Mubarak singkat.
Majikannya amat tertegun mendengar kata-kata yang keluar dari seorang budak berkulit hitam itu.
Dengan memikirkan jawaban dari budaknya, sang majikan pun beranjak pulang kerumah. Si pemilik kebun mempunyai seorang gadis yang memiliki paras cantik yang pernah dilamar oleh beberapa saudagar kaya, tetapi kebetulan belum ada yang dianggap cocok baik bagi si gadis dan juga orang tuanya.
Ketika simajikan pulang kerumah, ia segera bilang kepada isterinya bahwa ia telah menemukan calon suami untuk putrinya. Akan tetap isterinya amat terkejut setelah sang suami menyebutkan nama calon menantu yang akan dijodohkan dengan anak gadisnya yang berparas cantik itu, tidak lain dan tidak bukan adalah budaknya sendiri yang sehari-hari ditugasi menjaga kebun mereka.
"Bagaimana mungkin anak kita, kita jodohkan dengan budak hitam berbibir tebal itu? Kalaupun kita rela, belum tentu anak kita itu mau", kata isterinya.
Suaminya lalu menceritakan perilaku budaknya yang begitu jujur, sehingga lantaran karena alasan itulah, ia ingin menjadikan budaknya itu sebagai menantu.
Kemudian isterinya segera menemui anak gadisnya memberitahukan tentang niat ayahnya itu. Tak diduga oleh sang ibu, anaknya menjawab:
"Jika ayah dan ibu telah setuju, akupun mau. Siapakah yang mampu memperhatikanku lebih tulus daripada kedua orang tuaku ?"
Akhirnya sang ayahpun menikahkan anak gadisnya itu dengan Mubarak. Dari pernikahan ini, lahirlah Abdullah bin Mubarak yang kemudian dikenal dengan Imam Ibnul Mubarak (118-181 H) sebagai ulama sufi, ahli fiqih, hadits yang dikenal dunia. Ibnul Mubarok dikenal pula sebagai ulama besar kaya raya yang sangat dermawan. Ia memiliki banyak harta karena berasal dari keluarga berada (kakeknya).
Mubarak pun bergegas pergi memetik anggur buat sang majikan lalu menyerahkan anggur itu kepadanya.
"Anggur ini masam sekali", kata sang majikan setelah memakannya. "Carikan lagi yang manis", Perintah sang majikan.
Mubarak pun segera pergi menuju kebun kembali. Dan tidak lama kemudian, ia menghadap majikannya lagi dengan membawa anggur yang dipetiknya untuk kedua kalinya. Anggur itupun segera dimakan tuannya. Tetapi majikannya terlihat kesal.
"Bagaimana engkau ini, aku menyuruhmu memetik anggur yang manis, tetapi lagi-lagi engkau memberiku anggur yang masam rasanya, padahal engkau telah dua tahun bekerja dikebunku ini", tegur tuannya.
"Maaf Tuanku, aku tidak dapat membedakan anggur yang manis dengan yang masam, karena tuan mempekerjakanku dikebun ini hanya sebagai penjaga, sehingga sejak bekerja dan tinggal disini, aku belum pernah merasakan sebutir anggurpun, bagaimana mungkin aku dapat membedakannya?", jawab Mubarak.
"Mengapa engkau tidak memetiknya dan memakannya disaat tidak ada aku ?", tanya sang majikan.
"Allaah maha Mengetahui dan Mengawasi segala perbuatan makhlukNya.", jawab Mubarak singkat.
Majikannya amat tertegun mendengar kata-kata yang keluar dari seorang budak berkulit hitam itu.
Dengan memikirkan jawaban dari budaknya, sang majikan pun beranjak pulang kerumah. Si pemilik kebun mempunyai seorang gadis yang memiliki paras cantik yang pernah dilamar oleh beberapa saudagar kaya, tetapi kebetulan belum ada yang dianggap cocok baik bagi si gadis dan juga orang tuanya.
Ketika simajikan pulang kerumah, ia segera bilang kepada isterinya bahwa ia telah menemukan calon suami untuk putrinya. Akan tetap isterinya amat terkejut setelah sang suami menyebutkan nama calon menantu yang akan dijodohkan dengan anak gadisnya yang berparas cantik itu, tidak lain dan tidak bukan adalah budaknya sendiri yang sehari-hari ditugasi menjaga kebun mereka.
"Bagaimana mungkin anak kita, kita jodohkan dengan budak hitam berbibir tebal itu? Kalaupun kita rela, belum tentu anak kita itu mau", kata isterinya.
Suaminya lalu menceritakan perilaku budaknya yang begitu jujur, sehingga lantaran karena alasan itulah, ia ingin menjadikan budaknya itu sebagai menantu.
Kemudian isterinya segera menemui anak gadisnya memberitahukan tentang niat ayahnya itu. Tak diduga oleh sang ibu, anaknya menjawab:
"Jika ayah dan ibu telah setuju, akupun mau. Siapakah yang mampu memperhatikanku lebih tulus daripada kedua orang tuaku ?"
Akhirnya sang ayahpun menikahkan anak gadisnya itu dengan Mubarak. Dari pernikahan ini, lahirlah Abdullah bin Mubarak yang kemudian dikenal dengan Imam Ibnul Mubarak (118-181 H) sebagai ulama sufi, ahli fiqih, hadits yang dikenal dunia. Ibnul Mubarok dikenal pula sebagai ulama besar kaya raya yang sangat dermawan. Ia memiliki banyak harta karena berasal dari keluarga berada (kakeknya).
COMMENTS