Sayyidina 'Umar pun berkata kepada dzimmi; "Kamu berdusta wahai 'Aduwwallooh. Jika seandainya kamu bukan seorang dzimmi, maka sudah aku potong lehermu
Diceritakan:
Sayyidina 'Umar bin Al-Khoththob -- rodliyalloohu 'anhu -- sedang berdakwah di Tanah Syam. Beliau berdiri untuk berceramah. Selayaknya berceramah atau berpidato, sebelumnya beliau (shahabat 'Umar) memuji Allooh Ta'ala. Dan kemudian berkata,
من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allooh Ta'ala -- dengan kehendak-Nya yang azali -- maka ia mendapatkan hidayah atau petunjuk, maka tidak ada satu orang-pun yang mampu menyesatkannya. Dan barangsiapa yang dikehendaki sesat oleh Allooh Ta'ala, maka tidak ada satu orang-pun yang mampu memberinya petunjuk atau pun hidayah"
Ketika berpidato tersebut, di samping beliau (Sayyidina 'Umar Rodiyallaahu 'anhu) terdapat seorang dzimmi (yaitu seorang non-muslim yang mendapatkan hak perlindungan karena ia tunduk pada pemerintah).
قال الذمي ......
Seorang (dzimmi) tersebut berkata dengan bahasa-nya sendiri,
إن الله لا يضل أحدا
"Sesungguhnya Allooh tidak menghendaki kesesatan pada seorang pun. (ALlooh tidak mentakdirkan; ALlooh tidak menciptakan kesesatan kepada siapapun)." kata Dzimmi.
Sayyidina 'Umar berkata: "Apa yang ia (dzimmi) katakan tadi?". Sayyidina 'Umar ini bertanya pada penerjemah.
Lalu sang penerjemah menjelaskan makna dari perkataan seorang dzimmi tadi.
Kemudian, Sayyidina 'Umar pun berkata kepada dzimmi; "Kamu berdusta wahai 'Aduwwallooh. Jika seandainya kamu bukan seorang dzimmi, maka sudah aku potong lehermu (karena, Aku perlakukan dirimu sebagaimana orang yang keluar dari agama Islam yang tidak bertaubat). Sunguh Allah telah menyesatkanmu wahai dzimmi. Allah Ta'ala akan memasukkanmu ke dalam neraka jahannam jika Allah Ta'ala memang menghendaki kamu mati yang tetap dalam keadaan kafirmu seperti sekarang ini."
والله أعلم
Sayyidina 'Umar bin Al-Khoththob -- rodliyalloohu 'anhu -- sedang berdakwah di Tanah Syam. Beliau berdiri untuk berceramah. Selayaknya berceramah atau berpidato, sebelumnya beliau (shahabat 'Umar) memuji Allooh Ta'ala. Dan kemudian berkata,
من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allooh Ta'ala -- dengan kehendak-Nya yang azali -- maka ia mendapatkan hidayah atau petunjuk, maka tidak ada satu orang-pun yang mampu menyesatkannya. Dan barangsiapa yang dikehendaki sesat oleh Allooh Ta'ala, maka tidak ada satu orang-pun yang mampu memberinya petunjuk atau pun hidayah"
Ketika berpidato tersebut, di samping beliau (Sayyidina 'Umar Rodiyallaahu 'anhu) terdapat seorang dzimmi (yaitu seorang non-muslim yang mendapatkan hak perlindungan karena ia tunduk pada pemerintah).
قال الذمي ......
Seorang (dzimmi) tersebut berkata dengan bahasa-nya sendiri,
إن الله لا يضل أحدا
"Sesungguhnya Allooh tidak menghendaki kesesatan pada seorang pun. (ALlooh tidak mentakdirkan; ALlooh tidak menciptakan kesesatan kepada siapapun)." kata Dzimmi.
Sayyidina 'Umar berkata: "Apa yang ia (dzimmi) katakan tadi?". Sayyidina 'Umar ini bertanya pada penerjemah.
Lalu sang penerjemah menjelaskan makna dari perkataan seorang dzimmi tadi.
Kemudian, Sayyidina 'Umar pun berkata kepada dzimmi; "Kamu berdusta wahai 'Aduwwallooh. Jika seandainya kamu bukan seorang dzimmi, maka sudah aku potong lehermu (karena, Aku perlakukan dirimu sebagaimana orang yang keluar dari agama Islam yang tidak bertaubat). Sunguh Allah telah menyesatkanmu wahai dzimmi. Allah Ta'ala akan memasukkanmu ke dalam neraka jahannam jika Allah Ta'ala memang menghendaki kamu mati yang tetap dalam keadaan kafirmu seperti sekarang ini."
والله أعلم
COMMENTS