Allah Ta'ala mempunyai wujud (atau ada). WujudNya tidak diawali dengan ketiadaan. Allah Ta'ala ada tanpa dilahirkan.
berikut Sifat-sifat yang Wajib bagi Allah ta'ala yaitu:
1 . Wujud (maknya Ada)
Kita sebagai mukallaf wajib meyakini/mempercayai bahwa Allah Ta'ala mempunyai wujud (atau ada). WujudNya tidak diawali dengan ketiadaan. Allah Ta'ala ada tanpa dilahirkan. Allah Ta'ala tidak beranak (melahirkan) dan juga tidak pula diperanakkan (dilahirkan). Allah Ta'ala ada tanpa permulaan (ke-awal-an) dan Allah Ada tanpa akhir (ke-akhiran). Allah Ta'ala ada, akan tetapi keberadaan Allah Ta'ala tidak seperti (menyamai) segala yang ada (tidak sama dengan makhlukNya). Allah Ta'ala Tidak Sama (berbeda) dengan apapun dari makhlukNya dan siapapun. Allah Ta'ala Maha Suci dari segala ukuran dan juga segala bentuk. AdaNya tanpa membutuhkan pada apapun (dari makhlukNya). Allah Ada tanpa tempat. Allah Ada tanpa arah.
Dia (Allah Ta'ala) ada, tapi keberadaanNya tidak pada arah, baik di atas, arah bawah, arah kanan, arah kiri, depan, ataupun belakang. Allah Tidak di langit. Allah Ta'ala Tidak di atas ‘arsy. Allah Ta'ala Tidak di Syurga. Allah Ta'ala Tidak di dalam alam. Allah Ta'ala Tidak menyatu di Alam. Dan tidak di luar alam.
Tidak boleh dikatakan, bahwa Dia ada dimana-mana, atau disemua tempat. Juga tidak boleh dikatakan, bahwa Dia berada di suatu tempat yang tidak kita ketahui di mana.
Pahami dengan baik bahwa: Allah ada tanpa tempat. Allah ada tanpa arah. Dan Allah Ta'ala tidak dapat dibayangkan. Karena apapun yang kita bayangkan adalah makhluk. Sedangkan Allah Ta'ala sama sekali tidak menyerupai makhlukNya.
Dalil sifat wujud Allah ta'ala:
Allah Ta'ala berfirman:
أفي الله شك (سورة إبراهيم: 10)
Maknanya: "Tidak ada keraguan (Sangat Jelas) akan adanya Allah". (Q.S. Ibrahim: 10)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كان الله ولم يكن شىء غيره (رواه البخاري)
Maknanya: “Allah ada (pada azal) dan belum ada segala sesuatu selain-Nya” (HR. al-Bukhari)
Penjelasan Romo Syaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dalam Kitabnya at-Tanbihat al-Wajibat, di-halaman 7 (tujuh) berkata:
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له المنزه عن الجسمية والجهة والزمان والمكان
Maknanya:“Dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah Ta'ala, tiada sekutu bagi_Nya, yang bukan berupa benda yang memiliki bentuk dan ukuran, Maha Suci dari arah, tidak berlaku bagi_Nya peredaran masa, dan tidak membutuhkan pada tempat.”
Hal ini menunjukkan bahwa: ALLAH ADA TANPA TEMPAT
_Dalil Akal Tentang Ada-nya Allah Ta'ala_
Dengan akal yang sehat (karena manusia diberi Akal), kita mengetahui bahwa suatu tulisan pasti ada orang yang menulisnya. Suatu pukulan mesti ada pelakunya. Dan suatu bangunan pasti ada yang membangunnya. Jadi alam ini dengan seluruh makhluk yang ada di dalamnya pastilah ada yang menciptakannya. Sang Pencipta tersebut tentunya Maha Hidup, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Yaitu Allaah Ta'ala_ yang tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk_Nya dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai_Nya. Ini dikarenakan secara akal tidak dapat diterima, bila ada suatu perbuatan tanpa ada pelakunya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Jadi anak kecil misalnya. Ia dilahirkan. Pada waktu masih kecil, ia tidak dapat berbicara dan tidak dapat berjalan. Kemudian ia tumbuh berkembang. Ia kemudian mulai bisa berbicara dan berjalan sedikit demi sedikit. Selanjutnya tumbuh menjadi seorang pemuda, kemudian setengah baya, lalu tua, dan akhirnya mati. Siapakah yang menjadikannya berkembang dan berubah dari satu keadaan ke keadaan lain?!.
maka jawabannya adalah Allah-lah yang menciptakan dan menjadikannya berkembang dan berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain kemudian Ia mematikannya. Kemudian jika seseorang berfikir dengan akal sehatnya, pasti ia akan berkesimpulan bahwa setiap yang berubah mesti membutuhkan kepada yang merubahnya. Alam dengan segenap apa yang ada di dalamnya jelas berubah-ubah. Jadi alam ini pasti ada yang merubahnya dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
*[Bersambung]* (mwcnujepara)
1 . Wujud (maknya Ada)
Kita sebagai mukallaf wajib meyakini/mempercayai bahwa Allah Ta'ala mempunyai wujud (atau ada). WujudNya tidak diawali dengan ketiadaan. Allah Ta'ala ada tanpa dilahirkan. Allah Ta'ala tidak beranak (melahirkan) dan juga tidak pula diperanakkan (dilahirkan). Allah Ta'ala ada tanpa permulaan (ke-awal-an) dan Allah Ada tanpa akhir (ke-akhiran). Allah Ta'ala ada, akan tetapi keberadaan Allah Ta'ala tidak seperti (menyamai) segala yang ada (tidak sama dengan makhlukNya). Allah Ta'ala Tidak Sama (berbeda) dengan apapun dari makhlukNya dan siapapun. Allah Ta'ala Maha Suci dari segala ukuran dan juga segala bentuk. AdaNya tanpa membutuhkan pada apapun (dari makhlukNya). Allah Ada tanpa tempat. Allah Ada tanpa arah.
Dia (Allah Ta'ala) ada, tapi keberadaanNya tidak pada arah, baik di atas, arah bawah, arah kanan, arah kiri, depan, ataupun belakang. Allah Tidak di langit. Allah Ta'ala Tidak di atas ‘arsy. Allah Ta'ala Tidak di Syurga. Allah Ta'ala Tidak di dalam alam. Allah Ta'ala Tidak menyatu di Alam. Dan tidak di luar alam.
Tidak boleh dikatakan, bahwa Dia ada dimana-mana, atau disemua tempat. Juga tidak boleh dikatakan, bahwa Dia berada di suatu tempat yang tidak kita ketahui di mana.
Pahami dengan baik bahwa: Allah ada tanpa tempat. Allah ada tanpa arah. Dan Allah Ta'ala tidak dapat dibayangkan. Karena apapun yang kita bayangkan adalah makhluk. Sedangkan Allah Ta'ala sama sekali tidak menyerupai makhlukNya.
Dalil sifat wujud Allah ta'ala:
Allah Ta'ala berfirman:
أفي الله شك (سورة إبراهيم: 10)
Maknanya: "Tidak ada keraguan (Sangat Jelas) akan adanya Allah". (Q.S. Ibrahim: 10)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كان الله ولم يكن شىء غيره (رواه البخاري)
Maknanya: “Allah ada (pada azal) dan belum ada segala sesuatu selain-Nya” (HR. al-Bukhari)
Penjelasan Romo Syaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dalam Kitabnya at-Tanbihat al-Wajibat, di-halaman 7 (tujuh) berkata:
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له المنزه عن الجسمية والجهة والزمان والمكان
Maknanya:“Dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah Ta'ala, tiada sekutu bagi_Nya, yang bukan berupa benda yang memiliki bentuk dan ukuran, Maha Suci dari arah, tidak berlaku bagi_Nya peredaran masa, dan tidak membutuhkan pada tempat.”
Hal ini menunjukkan bahwa: ALLAH ADA TANPA TEMPAT
_Dalil Akal Tentang Ada-nya Allah Ta'ala_
Dengan akal yang sehat (karena manusia diberi Akal), kita mengetahui bahwa suatu tulisan pasti ada orang yang menulisnya. Suatu pukulan mesti ada pelakunya. Dan suatu bangunan pasti ada yang membangunnya. Jadi alam ini dengan seluruh makhluk yang ada di dalamnya pastilah ada yang menciptakannya. Sang Pencipta tersebut tentunya Maha Hidup, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Yaitu Allaah Ta'ala_ yang tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk_Nya dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai_Nya. Ini dikarenakan secara akal tidak dapat diterima, bila ada suatu perbuatan tanpa ada pelakunya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
- Tidak bisa diterima oleh akal apabila yang menciptakan makhluk adalah _Thabi'ah_ (sifat yang Allah jadikan ada pada suatu benda, seperti sifat membakar yang ada pada api), karena _Thabi'ah_ tidak memiliki kehendak, bagaimana mungkin ia menciptakan ?!
- Tidak mungkin secara akal sesuatu menciptakan dirinya sendiri.
- Juga tidak mungkin secara akal sesuatu menciptakan sesuatu lain yang serupa dengannya.
Jadi anak kecil misalnya. Ia dilahirkan. Pada waktu masih kecil, ia tidak dapat berbicara dan tidak dapat berjalan. Kemudian ia tumbuh berkembang. Ia kemudian mulai bisa berbicara dan berjalan sedikit demi sedikit. Selanjutnya tumbuh menjadi seorang pemuda, kemudian setengah baya, lalu tua, dan akhirnya mati. Siapakah yang menjadikannya berkembang dan berubah dari satu keadaan ke keadaan lain?!.
maka jawabannya adalah Allah-lah yang menciptakan dan menjadikannya berkembang dan berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain kemudian Ia mematikannya. Kemudian jika seseorang berfikir dengan akal sehatnya, pasti ia akan berkesimpulan bahwa setiap yang berubah mesti membutuhkan kepada yang merubahnya. Alam dengan segenap apa yang ada di dalamnya jelas berubah-ubah. Jadi alam ini pasti ada yang merubahnya dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
*[Bersambung]* (mwcnujepara)
COMMENTS